Senin, 21 Maret 2016

Everyone can be everything!



Kata “every” mungkin kelewat sering didengar dari banyak tagline iklan, ya. Mungkin memang penambahan “every” terkesan berlebihan. Tapi, kalimat yang jadi judul tulisan inilah yang benar memang ada dan diulang-ulang dalam film animasi penuh inspirasi yang baru aja saya tonton beberapa malam lalu: Zootopia!
Sebenarnya ketertarikan saya berawal dari trailer-nya yang saya tonton di Youtube. Hmm..film yang menarik nih, pikir saya. Bodohnya, saya cukup menunda-nunda untuk menonton film tersebut hingga akhirnya, dalam waktu hanya 2 mingguan, film itu turun dari layar bioskop-bioskop besar (padahal bioskop besarnya emang Cuma 2 tempat. Haha!) di kota saya: bogor.
Sampai di situ, saya masih cuek. Dalam pikiran saya: “I just missed another animation film. So what? I can get the downloaded version from the internet, and watch it freely. So what?” Lalu, satu per satu berita tentang kesuksesan film animasi ini mulai mengusik saya. Penasaran, saya browse sekali lagi judul film ini dan ternyata..ia masih tayang di beberapa bioskop besar Jakarta! Instan saja, saya terpikir untuk nonton selepas bekerja. Kebetulan, salah satu bioskop di daerah Kuningan memutar film tersebut tepat setelah waktu pulang kerja. Saya pun ngebut ke bioskop yang letaknya di mall itu. Sempat tersasar di mall sebentar, akhirnya saya temukan juga bioskopnya, dan..believe it or not, setelah penayangan yang hampir sebulan, Zootopia masih ramai ditonton orang! Saya harus puas dengan kursi ketiga dari depan yang perlu sedikit mendongak untuk menonton filmnya. Yah..daripada balik sia-sia kan, udah jauh-jauh di-hunting pula. Tapi saya puas, film ini bagus. Bagus banget, malah. Dimana bagusnya?

Alkisah sebuah kota bernama Zootopia, hiduplah berbagai jenis hewan modern yang bertingkah layaknya manusia, termasuk juga bisa berbicara! Judy, si kelinci kecil adalah ras kelinci pertama yang lolos jadi opsir polisi di Zootopia! Bukannya senang, ia melewati hari-hari pertamanya sebagai petugas kepolisian dengan banyak tatapan sebelah mata dari hewan-hewan lain yang nggak menyangka ‘ternyata ada ya hewan sekecil dan selucu kelinci jadi polisi??” :))

Bersama rubah (yang awalnya ditemui dengan suasana nggak enak, serba menyebalkan), Judy berhasil memecahkan misteri hilangnya seorang warga kota yang ternyata berhubungan dengan kasus besar lainnya! Bos kepolisian yang menyeramkan (ya iyalah, bosnya banteng!) sampai berubah sikap, dari yang sangat meremehkan hingga jadi sangat respek. Tunggu dulu. Rubah bisa membantu kelinci? Bisa-bisa aja! Kan di film juga si rubah tersebut mengulang-ulang kalimat “semua orang bisa jadi apa saja!”. Kalimat itu awalnya diucapkan si rubah dengan gaya menyindir (sarcasm), tapi belakangan dia baru sadar, ternyata semua orang memang bisa jadi apapun, melampaui ekspektasi orang asing yang sebenernya nggak mengenal kualitas dia yang sebenarnya.

Dalam film juga diajarkan untuk saling menghargai dan bertoleransi dengan keberagaman penduduk kota yang luar biasa beda-bedanya (mengingatkan saya akan multikulturalnya New York yang dikenal seluruh dunia-who knows the director was inspired to that big apple city?). Selain itu, diajarkan agar orang (hewan deeeeh, kan Zootopia! Haha) nggak terbiasa menilai orang lain berdasarkan ras, dan menghakiminya berdasarkan stereotip yang menempel ke ras tersebut (dalam film disebutkan, hewan jenis predator punya insting purba yang sukanya memangsa hewan kecil yang lebih lemah, nggak peduli seberapa modern-nya si hewan. Judgmental, right?)

Balik lagi ke soal ‘everyone can be everything’, kita juga harus yakin bahwa nggak ada satupun orang lain yang berhak menentukan seberapa besar kemampuan kita (tanpa mengetesnya) karena hanya kita yang paling paham sejauh mana kita bisa berkembang! Try everything, kata Shakira mah. ;)

Tidak ada komentar: