Minggu, 10 April 2011

seperti tiang pancang, harus selalu kuat

belakangan ini saya sering dihinggapi rasa sensitif yang agak berlebihan. sedikit-sedikit, kesal. sedikit-sedikit, marah. sedikit-sedikit, tau-tau air mata mengalir begitu saja. seperti ada bongkahan besar beban yang belum keluar dari kepala, dan bikin sesak, jadi kalau ada bongkahan kecil lain masuk, rasanya langsung penuh, dan otak saya tau-tau langsung mumet, hati langsung keruh.


tak masalah kalau ini semua nggak berdampak pada nafsu makan saya. sayang sekali, setiap saya tersinggung, kesal, dan hati benar-benar "menyimpan"nya dengan baik, rasa lapar yang sudah tertahan berjam-jam pun bisa hilang. lagi-lagi saya tidak nafsu makan.


jauh di dalam hati, saya ngerti kalau jumlah asupan makanan saya berpengaruh pada jumlah makanan Elska. makanan utamanya. ASI nya. sayang sekali kalau anugerah yang udah dikasih Allah, untuk "my alive treasure" itu enggak dipertahankan dengan bijaksana. kasihan sekali Elska, kalau tiap malam saya sensitif, ia yang harus tidak puas makan karena jumlahnya kurang, di esok paginya.
awalnya saya cuek saja. mengikuti mau sendiri.tapi lama-lama saya sadar juga. kesensitifitasan saya adalah awal hancurnya tiang saya sendiri.


saya adalah penopang hidup anak, jadi kalau mental saya lemah, perasaan saya labil, tindakan saya egois, yang terkena dampak terbesar pasti El.apa jadinya kalau saya terus-menerus menyimpan kekesalan dan bertahan tidak makan seharian penuh? apa jadinya kalau saya sakit dan lemah? korban utamanya pasti El. awalnya dia bakal kehilangan haknya, asupan gizi alami terbaiknya, asi, lalu berturut-turut hilang pula perhatian dan penjagaan 24jam saya karena sakit. begitu panjang dampaknya. begitu besar akibatnya.
saya adalah tiang pancang diri sendiri dan anak. jadi harus selalu, selalu, dan selalu kuat. bukan hanya fisik, tapi batin. mungkin malah batin yang terutama. karena kesehatan jiwa dan hati sangat mempengaruhi kualitas kesehatan fisik. semuanya harus sehat dan seimbang. fisik, mental, dan hati. sumbernya masing-masing ya dari makanan dan pola hidup sehat, pikiran positif, berteman dan bercengkerama dengan orang-orang yang membawa nilai positif, dan tentunya mempertinggi kualitas hubungan dengan Dia. karena cuma Dia yang bisa "menciptakan ujian" sekaligus "kunci jawabannya". Subhanallah!


saya nggak minta apa-apa, teman-teman. cukup doa saja. kalau tak bisa, cukup beberapa kata penyemangat saja. kalau tak bisa, cukup senyuman saja. itu saja sudah sangat menguatkan tiang saya. tiang yang selama ini saya pancang dan saya pertahankan sendirian.


sebenarnya, saya cinta banget kok dengan hidup saya. :)


(bogor, 10 april 2011)