Minggu, 10 November 2013

Di tempat kumuh ini..


Aku memandang ke sekelilingku. Rasanya, selalu tidak ada yang berubah dari tempat ini. Selalu kotor, tak rapi, dan kumuh. Lantainya saja selalu berdebu tebal; begitu tebalnya hingga setiap ada yang menyapu lantai, debunya akan beterbangan dan membuat hampir semua orang yang berada di tempat ini menutup mulut dan hidung mereka.

Lantai-lantai di tiap pojok malah biasanya berisi gunungan sampah. Ini terkadang menimbulkan bau, terutama bagi mereka yang duduk di bangku-bangku pojok. Tumpukan sampah ini kebanyakan adalah sampah kemasan, seperti gelas-gelas plastik. Kulit-kulit buah pun tak absen memenuhi hampir setiap pojok.
Ada banyak bangku yang berderet di sini. Tapi, lagi-lagi, tidak semuanya utuh dan berfungsi. Malah, seringkali, ada sampah bekas makanan atau bahkan air yang membasahi  salah satu dari deretan bangku ini, terutama di musim hujan. Ini karena pintu-pintu yang ada tidak mampu menahan derasnya air hujan yang masuk dari luar. Lagipula, bagaimana bisa menahan air hujan? Ditutup pun sudah tak bisa.
Dinding tempat ini ramai akan tulisan-tulisan tangan dan stiker. Tulisan-tulisannya beragam, mulai dari tulisan iseng seseorang yang seolah berusaha igin menunjukkan identitasnya dengan menuliskan nama sekolahnya, nama orang, atau tempat orang ini tinggal dan berkuasa, sampai tulisan ungkapan hati yang sepertinya tak tersampaikan. Satu kalimat tulisan yang paling kuingat hingga sekarang adalah ‘gue yang nguasain Tanah Abang’. Kadang-kadang, tulisan yang ada juga “dilengkapi” gambar, entah itu gambar wajah pria atau gambar-gambar tak senonoh yang akupun malas melihatnya.

Kalau mengenai stiker-stiker, lain lagi. Biasanya yang ditempel di dinding tempat ini stiker promosi, dari promosi alat penghemat listrik hingga calon-calon kepala daerah. Sebagian ada yang masih utuh, sebagian lagi cuma tersisa setengah karena telah dirobek paksa oleh seseorang. Tiang-tiang yang berada tepat di atas deretan bangku seringkali kotor, atau setidaknya licin berminyak. Aku tak heran. Setiap hari, ribuan manusia memang keluar-masuk tempat ini. Aku tak dapat membayangkan seberapa banyak kuman yang menempel di tiang-tiang itu.

Atap tempat ini juga sama saja. Tampak kotor dan berdebu, terutama di dalam kipas angin yang hidupnya hanya sesekali itu. Debu coklat kehitaman yang sudah memadat tampak menempel dalam kipas itu. Tapi, aku heran. Kenapa setiap orang yang berlalu-lalang di tempat ini kelihatan tak terganggu dengan kondisi alat transportasi yang mereka gunakan, ya? Kalau cuma pengemis yang sekarang tengah menyeret-nyeret dirinya di atas lantai penuh debu dan tanah sambil menengadahkan tangan ke setiap penumpang, sih, aku tak heran. Tapi, kenapa orang-orang yang duduk di seberang bangkuku, yang berpakaian rapi seperti layaknya pegawai kantoran, dan gadis muda di sebelahku, yang tampaknya seorang mahasiswa, tampak nyaman-nyaman saja? Waktu aku menoleh ke jendela yang kacanya sudah retak dan tidak dapat ditutup lagi, kulihat tulisan “Pondok Cina” di luar sana. Ah, pasti stasiun tujuanku sudah dekat. Lebih baik aku berdiri saja sekarang. Stasiun Universitas Indonesia pasti sudah “menunggu”ku seperti biasa. :)

Kamis, 13 Juni 2013

(poem) Did you know?

Did you know?

I think about you
When the morning is still early
And the sky is still dark and empty
There's something I couldn't erase
That's simply your face

Did you know?

It's far from me to act immaturely
I'm not a teenager who looks for self identity
But this is something out of control
Makes me a bit fool after all

Did you know?

I ask God to make my mind more logical
Not because my love for you is irrational
But many things await in front of me
Things you surely couldn't see

Did you know?

I had butterflies fly inside my fat tummy
Everytime you talk silly
Everytime you pick a sticker that looks funny

Did you know?

Deep inside this sensitive part of organ
I hope this feeling will just run
So the butterflies give up and disappear
Let me away from another fear and tear

Did you know?

It's still early in the morning
I keep wondering why I had the feeling

And I think about you
Yes, I think about you.