Setiap
peristiwa unik pertemuan tanpa perencanaan akan disebut coincidence, atau dengan
istilah lain yang pada 1990-an lalu mendadak populer karena 1 film:
serendipity. Yang ingin saya bahas agak mirip, tapi berbeda karena
terfokus pada pertemuan dengan keterhubungan yang tak terencana.
Entahlah dalam istilah baku bahasa indonesia atau bahasa inggris bernama
apa.
Awalnya "keterhubungan" itu dimulai di kantor pertama, dimana atasan saya adalah teman salah satu dosen di kampus. Salah satu dosen favorit saya, malah, to be honest. :D
Berikutnya, di kantor kedua, salah satu rekan mengajar adalah temannya adik kelas (junior) kampus saya. Saya dan si junior sebenarnya tidak kenal dekat. Tapi, saya cukup mengenal nama dia karena kebetulan terpaut 2 angkatan (dan pautan 2 angkatan di jurusan saya dulu berarti something bgt: ospek jurusan!). Saya angkatan 2004, dan salah sat
u junior yang jadi temannya rekan mengajar saya adalah angkatan 2006 yang angkatan saya inisiasi (ospekin).
Lalu, kantor ketiga. Di kantor inilah jaringan pertautan agak terputus, dimana saya nyaris nggak ketemu siapapun yang at least mengenal orang-orang di masa lalu saya. Kecuali, ada salah satu staf yang (itu pun karena saya tanya) adalah junior (adik kelas di kampus) dari rekan mengajar saya di kantor kedua itu. Well, itu aja sih tautannya.
Di kantor ke empat, saya ketemu salah satu staf yang juga berasal dari angkatan dan almamater yang sama dengan saya. Kami berdua mengenal orang yang sama. Orang-orang, sih, kalau mau dibilang. Nggak mungkin juga 2 orang berbeda dari 1 almamater dan 1 angkatan hanya dihubungan oleh satu orang yang sama, kan?
Di kantor kelima, awalnya hampir tidak ada yang langsung berhubungan dengan orang-orang yang saya kenal di masa lalu, sampai, suatu hari saya menemukan file berisi surat pengunduran diri dari seorang nama yang nggak saya kenal. Uniknya, dalam surat itu ia menyebutkan di perusahaan mana ia sebelumnya bekerja. Rupanya ia bekerja di kantor ketiga saya! Haha! Seketika, saya merasa langsung terhubung lagi ke masa lalu saya. Totally connected, meski nama yang tercantum di file surat resign itu nggak pernah saya kenal. Ya iyalah, di surat itu tertulis dia mengundurkan diri dari kantor kedua saya, 2 tahun sebelum saya datang. Keterhubungan semakin erat ketika gue sadar, istri dari rekan satu tim saya adalah orang HRD-nya grup perusahaan tempat bernaungnya kantor ketiga saya. What?! :))
Belum selesai sampai di situ, teman. So, tempat kerja saya sekarang adalah kantor keenam (and hopefully, there would be no more exhausting moves, ya. capek.). Again, salah satu rekan di tim adalah alumni almamater saya, meski secara angkatan berbeda cukup jauh. Dia lulus ketika saya belum masuk kuliah. Dalam pembicaraan kita, tersebutlah beberapa nama teman dia yang (setelah saya ingat-ingat) merupakan nama-nama dosen muda ketika saya masih berkuliah. Saat itu, mereka dosen muda. Maka saat ini, mereka udah tergolong dosen senior lah ya. Dia bahkan menyebutkan beberapa nama dosen senior ketika itu, salah satunya adalah dosen favorit saya yang juga disebutkan atasan di kantor pertama! There! Sampai di sini, alurnya jadi "utuh", dimana pertautan itu sudah seperti menemukan mata rantainya, yang kembali ke cerita masa kuliah, dan kembali ke keterhubungan dengan kantor pertama.
Dengan tautan terbaru itu, lengkaplah sudah kepercayaan saya bahwa "tidak ada satupun di dunia ini yang kebetulan", that God lets you meet some people for reasons, some come to teach you things, and some others come to bring you more bless. Karena keterhubungan, apalagi ketidaksengajaan (coincidence) nggak akan bisa terjadi "sesempurna" itu, tanpa ada skenario milik Dia.
Ya, Dia. Tuhan-nya kamu, Tuhan-nya saya. :)
Berikutnya, di kantor kedua, salah satu rekan mengajar adalah temannya adik kelas (junior) kampus saya. Saya dan si junior sebenarnya tidak kenal dekat. Tapi, saya cukup mengenal nama dia karena kebetulan terpaut 2 angkatan (dan pautan 2 angkatan di jurusan saya dulu berarti something bgt: ospek jurusan!). Saya angkatan 2004, dan salah sat
u junior yang jadi temannya rekan mengajar saya adalah angkatan 2006 yang angkatan saya inisiasi (ospekin).
Lalu, kantor ketiga. Di kantor inilah jaringan pertautan agak terputus, dimana saya nyaris nggak ketemu siapapun yang at least mengenal orang-orang di masa lalu saya. Kecuali, ada salah satu staf yang (itu pun karena saya tanya) adalah junior (adik kelas di kampus) dari rekan mengajar saya di kantor kedua itu. Well, itu aja sih tautannya.
Di kantor ke empat, saya ketemu salah satu staf yang juga berasal dari angkatan dan almamater yang sama dengan saya. Kami berdua mengenal orang yang sama. Orang-orang, sih, kalau mau dibilang. Nggak mungkin juga 2 orang berbeda dari 1 almamater dan 1 angkatan hanya dihubungan oleh satu orang yang sama, kan?
Di kantor kelima, awalnya hampir tidak ada yang langsung berhubungan dengan orang-orang yang saya kenal di masa lalu, sampai, suatu hari saya menemukan file berisi surat pengunduran diri dari seorang nama yang nggak saya kenal. Uniknya, dalam surat itu ia menyebutkan di perusahaan mana ia sebelumnya bekerja. Rupanya ia bekerja di kantor ketiga saya! Haha! Seketika, saya merasa langsung terhubung lagi ke masa lalu saya. Totally connected, meski nama yang tercantum di file surat resign itu nggak pernah saya kenal. Ya iyalah, di surat itu tertulis dia mengundurkan diri dari kantor kedua saya, 2 tahun sebelum saya datang. Keterhubungan semakin erat ketika gue sadar, istri dari rekan satu tim saya adalah orang HRD-nya grup perusahaan tempat bernaungnya kantor ketiga saya. What?! :))
Belum selesai sampai di situ, teman. So, tempat kerja saya sekarang adalah kantor keenam (and hopefully, there would be no more exhausting moves, ya. capek.). Again, salah satu rekan di tim adalah alumni almamater saya, meski secara angkatan berbeda cukup jauh. Dia lulus ketika saya belum masuk kuliah. Dalam pembicaraan kita, tersebutlah beberapa nama teman dia yang (setelah saya ingat-ingat) merupakan nama-nama dosen muda ketika saya masih berkuliah. Saat itu, mereka dosen muda. Maka saat ini, mereka udah tergolong dosen senior lah ya. Dia bahkan menyebutkan beberapa nama dosen senior ketika itu, salah satunya adalah dosen favorit saya yang juga disebutkan atasan di kantor pertama! There! Sampai di sini, alurnya jadi "utuh", dimana pertautan itu sudah seperti menemukan mata rantainya, yang kembali ke cerita masa kuliah, dan kembali ke keterhubungan dengan kantor pertama.
Dengan tautan terbaru itu, lengkaplah sudah kepercayaan saya bahwa "tidak ada satupun di dunia ini yang kebetulan", that God lets you meet some people for reasons, some come to teach you things, and some others come to bring you more bless. Karena keterhubungan, apalagi ketidaksengajaan (coincidence) nggak akan bisa terjadi "sesempurna" itu, tanpa ada skenario milik Dia.
Ya, Dia. Tuhan-nya kamu, Tuhan-nya saya. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar